tank leopard


Leopard MBT Revolution (military-today.com)
Kekuatan tempur TNI AD makin berotot dengan mulai datangnya tank-tank tempur terbaru buatan Jerman. Seperti diungkapkan Kementerian Pertahanan, Indonesia membeli 103 tank tempur utama (main battle tank) Leopard 2 yaitu 61 varian Leopard Revolution dan Leopard 2A4. Dengan pembelian ini, maka Indonesia menjadi negara Asia kedua yang mengoperasikan tank yang sekelas dengan M1A1 Abrams buatan AS dan Challenger dari Inggris itu. Negara Asia lain yang mengoperasikannya adalah Singapura.
Nah, ada yang istimewa dari salah satu varian yang dibeli itu yaitu Leopard Revolution. Dari segi harga, jauh lebih mahal dari varian 2A4 yaitu US$1,7 juta per buah, atau kalau dirupiahkan senilai Rp16,3 miliar per buah. Sementara varian 2A4 harganya US$700.000 atau Rp6,7 miliar per buah? Apa sih istimewanya?
Leopard Revolution adalah salah satu varian terbaru yang merupakan pengembangan dari Leopard 2A4. Tank hasil garapan pabrik senjata berat Jerman, Rheinmetall ini kali pertama diperkenalkan tahun 2010, dan menurutmilitary-today.com sering juga disebut sebagai Leopard 2A4 Evolution. Leopard 2A4 sendiri adalah salah satu varian Leopard 2 yang paling banyak diproduksi dan dipakai di banyak negara dalam jumlah banyak.
Dari segi tampilan, memang ada perbedaan di antara kedua tank yang “bersaudara” ini. Yang paling gampang terlihat adalah pada kubah meriamnya. Varian Revolution memiliki kubah meriam yang sisinya bersudut miring dan tajam, sementara 2A4 kubahnya masih berbentuk kotak. “Visi dan misi” kedua varian ini pun berbeda. Sang “kakak” yaitu Leopard 2A4 yang dikembangkan di tahun 1980-an berangkat dari konsep peperangan era itu yaitu perang terbuka melawan Blok Timur Uni Soviet di medan terbuka. Sementara Leopard Revolution sebagai generasi tahun 2000 dirancang untuk meladeni peperangan yang pada praktiknya justru paling banyak dijalani negara-negara Barat saat ini yaitu perang gerilya dan perang kota, seperti yang dihadapi pasukan NATO di Afghanistan dan belajar dari apa yang dialami pasukan AS dan Inggris di Irak.
Leopard 2A4 (military-today.com)
Pengembangan paling nyata Revolution adalah pada perangkat proteksinya, yang menggunakan lapisan komposit Advanced Modular Armor Protection (AMAP). Lapisan pelindung ini terdiri atas materi nanokeramik serta titanium dan baja alloy, yang diklaim memberikan kemampuan perlindungan yang jauh lebih baik. Karena sifatnya yang modular alias bisa dibongkar pasang, pengguna bisa memilih variasi kemampuan proteksi sesuai kebutuhan, seperti untuk menangkal granat berpeluncur roket (RPG) atau untuk peledak improvisasi (IED). Dengan sifat modularnya itu pula, seandainya lapisan proteksi itu rusak dihajar serangan musuh, perangkat itu bisa dibongkar untuk diganti baru. Dengan tambahan lapisan proteksi itu, ada konsekuensinya yaitu bobot tank yang bertambah hingga menjadi lebih kurang 60 ton, dibandingkan varian 2A4 yang sekitar 57 ton.
Sebagai senjata utama, Revolution menggunakan meriam yang sama dengan 2A4 yaitu meriam L44smoothbore kaliber 120 mm. Meriam ini bisa menggunakan semua varian peluru standar NATO, dan tanknya mampu membekal 42 butir peluru. 15 peluru dalam kondisi siap tembak tersimpan di kubah meriam, sementara sisanya tersimpan di bagian dalam bodi. Untuk tambahan daya gempur dan bela diri ringan, tank berawak 4 orang ini juga dilengkapi senapan mesin berat kaliber 12,7 mm yang dioperasikan dengan remote control sehingga awak tank tak perlu nongol keluar untuk mengoperasikannya. Sepucuk senapan mesin kaliber 7,62 juga terpasang sejajar dengan meriam.
Untuk menjawab keraguan bahwa meriam bermodel smoothbore alias bagian dalam larasnya licin itu akurasinya di bawah meriam rifled bore atau laras berulir, Rheinmetall memasang sistem kendali penembakan yang lebih modern, yang mampu menjamin ketepatan menembak pada kesempatan pertama. Dari segi mesin, Revolution tetap menggunakan tipe yang sama dengan 2A4 yaitu mesin disel turbocharge MTU MB837 Ka501 yang berkekuatan 1.500 tenaga kuda, yang membuatnya bisa ngebut hingga kecepatan 72 km per jam di jalan mulus.


 

Rudal balistik




Rudal balistik adalah Rudal yang terbang dalam ketinggian sub-orbit melalui jalur balistik. Rudal balistik pertama adalah roket V-2 yang dikembangkan oleh Nazi Jerman antara 1930-an dan 1940-an. Uji coba V-2 yang pertama sukses adalah pada 3 Oktober 1942 dan mulai dioperasikan pada 6 September 1944 melawan Paris diikuti dengan serangan terhadap London 2 hari kemudian. Sampai berakhirnya perang pada Mei 1945, lebih dari 3000 V-2 telah ditembakkan.

Rudal balistik dapat diluncurkan dari lokasi tetap atau kendaraan peluncur (TEL, kapal, pesawat dan kapal selam). Tahap peluncuran dapat berkisar dari sekian puluh detik sampai beberapa menit dan dapat terdiri atas tiga tingkat roket. Ketika berada di sub-orbit dan tidak ada lagi dorongan, rudal memasuki tahap terbang bebas. Untuk mencapai jangkauan yang jauh, rudal balistik umumnya diluncurkan sampai ke sub-orbit. Rudal balistik antar benua dapat mencapai ketinggian sekitar 1.200 km.

Dalam peluncuran rudal balistik,ada 3 fase utama:
1. Boost Phase
Fase dimana rudal meluncur dengan dorongan mesin roket, ketinggian tergantung jarak tempuh rudal, untuk ICBM, bisa mencapai 400 Km

2. Mid-course Phase
Fase dimana rudal berada di luar atmosfir bumi, pada fase ini, rudal melepaskan Reentry Vehicle (RV) yg dimiliki ke target2 yg sudah ditentukan

3. Re-entry Phase
Fase dimana RV memasuki atmosfir, rata2 dari ketinggian 100 Km. Kecepatan rata2 4 Km / s
Jenis rudal

Rudal balistik bervariasi menurut penggunaan dan jangkauannya dan umumnya dibagi kedalam kategori menurut jangkauan.
Peluru kendali balistik jarak pendek (short-range ballistic missile atau SRBM) memiliki jangkauan kurang dari 1.000 km. Rudal jenis ini memiliki hulu ledak konvensional. Contoh dari rudal jenis ini antara lain adalah: V-2, Scud dan SS-21 Scarab.
Peluru kendali balistik jarak menengah (medium-range ballistic missile atau MRBM) meiliki jangkauan antara 1.000 sampai 2.500 km.
Intermediate-range ballistic missile atau IRBM memiliki jangkauan antara 2.500 sampai 3.500 km.
Peluru kendali balistik sub-benua (sub-continental ballistic missile atau SCBM).
Peluru kendali balistik antar benua (intercontinental ballistic missile atau ICBM) memiliki jangkauan lebih besar dari 3.500 km yang terdiri dari:
Peluru kendali balistik antar benua jarak terbatas (limited range intercontinental ballistic missile atau LRICBM) memiliki jarak antara 3.500 sampai 8.000 km.
LRICBM juga dikenal sebagai Peluru kendali balistik jarak kauh (LRBM).
Full range intercontinental ballistic missile atau FRICBM memiliki jangkauan antara 8.000 sampai 12.000 km.
Peluru kendali balistik berbasis kapal selam (submarine-launched ballistic missile atau SLBM).

Misil balistik jarak menengah dan pendek sering disebut sebagai misil balistik taktis atau teatrikal. Misil balistik jarak jauh umumnya dirancang untuk membawa hulu ledak nuklir karena kapasitas muatnya sangat terbatas untuk peledak konvensional agar efisien. Menggunakan misil balistik dengan kemampuan jangkauan lebih jauh dari jarak target menjadi salah satu strategi untuk menyulitkan pertahanan. Contohnya, sebuah misil dengan jangkauan 3.000 km yang ditembakkan untuk target yang berjarak hanya 500 km dapat mencapai ketinggian yang lebih tinggi yaitu sekitar 1.200 km (secara kasar sama dengan ketinggian ICBM), dengan demikian misil tersebut akan menerjang target dengan kecepatan lebih dari 6 km/detik (Mach 17)

 

BAN ANTI KEMPES


Militer Amerika Serikat Gunakan Ban Tanpa Angin - Tweel--The-Airless-Tire_large2.jpg
 Pada sebuah acara pameran mobil di Philadelphia, Amerika Serikat, Militer negeri Paman Sam ini memamerkan teknologi ban terbaru yang dipakainya yakni ban anti kempes karena ban ini tidak menggunakan angin.
Seperti dikutip dari associatedcontent.com, ban tanpa angin ini diberi nama Airless Tire yang mampu menahan beban hingga 1.746 kilogram dan dapat digunakan sejauh 24.140 kilometer. Jarak tempuh dan daya tahan ban tersebut dinilai sudah memenuhi standar militer Amerika. Untuk kenyamanan penggunaan ban ini, tim riset militer AS menjamin bahwa ban ini akan berfungsi sama dengan ban biasa.
Ban berdiameter 94 centimeter ini nantinya akan digunakan diseluruh kendaraan perang Amerika seperti Hummer dan sebagainya. Sayangnya pihak militer AS enggan menyebutkan bahan apa yang digunakan pada ban tersebut. Militer AS juga enggan menyebutkan tujuan penggunaan ban anti paku tersebut, apakah nantinya akan dikembangkan untuk kepentingan komersial atau tidak.
 

KRI KUJANG 642


KRI Kujang 642 di indonesiaproud wordpress com
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro pada 16 Februari 2012  meresmikan Kapal Cepat Rudal (KCR) 40, KRI Kujang 642, yang merupakan hasil karya putera-puteri Indonesia di Dermaga Batu Ampar Kota Batam.
“Kapal ini akan digunakan untuk menjaga keamanan wilayah perairan Indonesia,” kata Purnomo di Batam.
KRI Kujang yang menelan biaya sekitar Rp75 miliar merupakan kapal cepat kedua yang diproduksi di PT Palindo Marine, Kawasan Industri Tanjungujang, Batam. Saat ini satu kapal lain sejenis juga tengah dikerjakan. Secara keseluruhan PT Palindo mendapatkan pesanan KCR-40 sebanyak 4 kapal.
KRI Kujang-642 didesain sebagai kapal pemukul reaksi cepat yang dalam pelaksanaan tugasnya mengutamakan unsur pendadakan, mengemban misi menyerang secara cepat, menghancurkan target sekali pukul, dan menghindar dari serangan lawan dalam waktu singkat pula.
Kapal berukuran panjang 43 meter, lebar 7,40 meter, tinggi 3,4 meter dan berat 250 ton ini serta sistem propulasi fixed propeller 5 daun, memiliki sistem pendorong andal yang mampu berlayar dan bermanuver dengan kecepatan 27 knot, serta memiliki daya tembak/hancur yang besar karena dilengkapi persenjataan peluru kendali atau rudal C-705.

KCR-40 terbuat dari baja khusus bernama high tensile steel pada bagian lambung. Baja high tensile steel merupakan produk dalam negeri yang diproduksi PT Krakatau Steel. Sementara untuk bagian atasanya menggunakan aluminium alloy sehingga memiliki stabilitas dan kecepatan yang tinggi jika berlayar.

Kelebihan lain kapal perang ini dilengkapi dengan sistem kontrol persenjataan canggih berupaSensor weapon control (Sewaco), yang mampu mengintregasikan meriam caliber 30 mm 6 laras sebagai Close in Weapon System (CIWS) atau sistem pertempuran jarak dekatdan meriam anjungan 2 unit caliber 20 mm.
“KRI Kujang jenis kapal rudal cepat merupakan kebanggaan karena dirancang dan dibangun anak bangsa,” kata dia.
Peluncuran KRI Kujang-642, kata dia, merupakan jawaban atas rasa tanggung jawab menjaga laut NKRI yang memiliki kekayaan sumber daya alam (SDA) yang tinggi. Apalagi banyak alur perairan NKRI menjadi alur perdagangan internasional.
Menurut Menhan RI, peristiwa ini harus dilihat sebagai salah satu langkah bagi kebangkitan industri dalam negeri guna menuju kemadirian, dan peristiwa ini juga menyimpan nilai penting, dimana KRI Kujang-642 merupakan kapal kedua dari jenis Kapal Cepat Rudal (KCR-40) yang merupakan hasil karya anak bangsa, sekaligus merupakan bagian dari pembangunan kekuatan TNI AL menuju kekuatan pokok yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan TNI AL dalam menjaga kedaulatan negara.
“Ini sebagai milestone menuju kemandirian industri pertahanan. Kapal-kapal cepat lain akan terus diproduksi untuk memeperkuat pertahanan NKRI,” kata Purnomo.
Ia mengatakan produksi alat utama sistem persenjataan (alutsista) tidak akan berhenti pada KRC. Pemerintah akan terus melengkapi persenjataan TNI dengan beberapa kapal lain. Selanjutnya, akan dibuat kapal perusak dan kapal selam. TNI AL membutuhkan kapal yang kuat hingga mampu hadir dan mengamankan perairan di laut jauh.
Menteri berharap, pembangunan kapal cepat oleh putra-putri bangsa akan mendorong bagi instansi lain di dalam negeri untuk mengembangkan industri penunjang secara mandiri.
Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengatakan KCR-40 akan beroperasi di Indonesia bagian barat, disesuaikan dengan kondisi geografis yang dikelilingi pulau-pulau dan selat.
Pada kesempatan yang sama Menhan RI  secara langsung melantik Mayor Laut (P) Lugi Santoso sebagai Komandan kapal KRI Kujang-642 sekaligus memberikan arahan kepada personel pengawak itu agar senantiasa memberikan pengabdian terbaik kepada bangsa dan negara,  serta selalu merawat dan memelihara kapal tersebut agar dapat beroperasi secara optimal dalam mengawal kedaulatan dan menegakkan hukum di laut.

(http://indonesiaproud.wordpress.com/2012/02/21/kri-kujang-642-kapal-cepat-rudal-karya-anak-bangsa/)
 

KRI KELEWANG


Banyuwangi, SUARA PEMBANGUNAN.
Inilah Kapal Perang Siluman TNI AL Karya Anak Bangsa - Pertahanan Samudera Indonesia kini bakal lebih berwibawa. TNI Angkatan Laut kemarin  (31/8) resmi meluncurkan kapal patroli rudal cepat siluman KRI Klewang bernomor lambung 625. Kapal berbahan serat karbon ini merupakan kapal tercanggih milik TNI AL.
Peluncuran dilakukan dari galangan kapal PT. Lundin Industry Invest di pantai Cacalan, Kelurahan Klatak, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi.
Dari Mabes TNI AL hadir Wakil Asisten Logistik KSAL Laksamana Pertama (Laksma) Sayyid Anwar. Dalam peluncuran kapal pesanan Kementerian Pertahanan RI itu juga dihadiri Dirjen Bea Cukai Kementerian Keuangan Agung Kuswandono. Bupati Abdullah Azwar Anas juga ikut menyaksikan peluncuran kapal yang diklaim sebagai kapal perang paling inovatif tersebut.
Kapal itu didorong menuju laut dengan bantalan beberapa gelender karet raksasa berisi angin. Proses menggelender kapal itu juga disaksikan ratusan warga yang memadati pantai Cacalan.  Pengadaan KRI Klewang menggunakan APBN 2009 yang dilaksanakan Dinas Pengadaan Mabes TNI AL dan di bangun PT. Lundin Industry Invest Banyuwangi.  Kontrak pengadaan dilakukan pada tahun 2009, sedangkan pekerjaan konstruksi kapal itu baru dilakukan mulai tahun 2010 lalu.
KRI Klewang 625 yang bernilai Rp. 114 miliar itu baru rampung sekitar 90 persen. Setelah berhasil diluncurkan di Pantai Cacalan, pekerjaan akhir akan dilakukan di dermaga Pangkalan TNI AL (Lanal) Banyuwangi. Saat diluncurkan kemarin, peralatan persenjataan modern kapal itu belum dipasang.
Laksma Sayyid Anwar mengungkapkan, KRI Klewang 625 itu merupakan kapal cepat rudal pertama yang dimiliki TNI AL. Kapal ini tergolong canggih karena tidak mudah dikenal dan tidak bisa dideteksi oleh radar lawan. "Karena itu disebut siluman atau stealth," katanya. Kapal ini, tidak mudah terdeteksi oleh radar karena tidak menggunakan bahan baja melainkan menggunakan bahan serat karbon. Tidak semua negara memiliki kapal jenis ini, hingga saat ini baru Amerika Serikat (AS) dan Indonesia yang memiliki kapal type trimaran ini. AS hanya memiliki empat unit kapal dan Indonesia baru memiliki satu unit saja.
"Kapal cepat rudal ini sudah memiliki pengakuan luar dan dalam negeri," ujar perwira tinggi TNI AL kelahiran Desa Cantuk, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi itu. Dia menambahkan, kapal ini akan dilengkapi dengan empat rudal jenis C.705 dengan jarak tempuh sekitar 120 kilometer. Kapal ini memiliki 27 anak buah kapal (ABK). "Kemungkinan besar KRI Klewang ini akan ditempatkan di Armatim," tambahnya. Setelah berhasil diluncurkan, KRI Klewang melakukan uji berlayar di Selat Bali. Setelah sukses melakukan uji coba, kapal sandar di Dermaga Lanal di Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi.
Bentuk lambung KRI Klewang yang radikal memungkinkan kapal ini dapat menembus gelombang sehingga dapat meningkatkan stabilitas. Kapal ini dibangun dengan menggunakan material komposit serat karbon yang memanfaatkan vacuum infusion process dan resin vinylester. "Metode ini menghasilkan sebuah struktur yang lebih kuat, tetapi juga memiliki biaya operasional dan pemeliharaan yang efisen," jelas Andi Luqman Contract Manager PT. Lundin Banyuwangi.
Arti trimaran sendiri adalah kapal multihull atau berlambung lebih dari satu. Yaitu terdiri dari lambung utama yang disebut VAKA dan dua lambung kecil atau cadik yang menempel di kanan dan kiri lambung utama yang disebut AMAS. Asal kapal trimaran berasal dari kepulauan Pasifik. Jadi memang desain kapal perang Trimaran diambil dari perahu bercadik yang banyak dijumpai di kepulauan Pasifik.
Selama ini kapal perang konvensional selalu berlambung tunggal atau monohull yang sulit bila harus berlayar di perairan dangkal dan mudah tenggelam. Namun tidak dengan desain multihull seperti trimaran.
Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul optimistis KRI Klewang akan menjadi ujung tombak pertahanan laut Indonesia.