tank leopard


Leopard MBT Revolution (military-today.com)
Kekuatan tempur TNI AD makin berotot dengan mulai datangnya tank-tank tempur terbaru buatan Jerman. Seperti diungkapkan Kementerian Pertahanan, Indonesia membeli 103 tank tempur utama (main battle tank) Leopard 2 yaitu 61 varian Leopard Revolution dan Leopard 2A4. Dengan pembelian ini, maka Indonesia menjadi negara Asia kedua yang mengoperasikan tank yang sekelas dengan M1A1 Abrams buatan AS dan Challenger dari Inggris itu. Negara Asia lain yang mengoperasikannya adalah Singapura.
Nah, ada yang istimewa dari salah satu varian yang dibeli itu yaitu Leopard Revolution. Dari segi harga, jauh lebih mahal dari varian 2A4 yaitu US$1,7 juta per buah, atau kalau dirupiahkan senilai Rp16,3 miliar per buah. Sementara varian 2A4 harganya US$700.000 atau Rp6,7 miliar per buah? Apa sih istimewanya?
Leopard Revolution adalah salah satu varian terbaru yang merupakan pengembangan dari Leopard 2A4. Tank hasil garapan pabrik senjata berat Jerman, Rheinmetall ini kali pertama diperkenalkan tahun 2010, dan menurutmilitary-today.com sering juga disebut sebagai Leopard 2A4 Evolution. Leopard 2A4 sendiri adalah salah satu varian Leopard 2 yang paling banyak diproduksi dan dipakai di banyak negara dalam jumlah banyak.
Dari segi tampilan, memang ada perbedaan di antara kedua tank yang “bersaudara” ini. Yang paling gampang terlihat adalah pada kubah meriamnya. Varian Revolution memiliki kubah meriam yang sisinya bersudut miring dan tajam, sementara 2A4 kubahnya masih berbentuk kotak. “Visi dan misi” kedua varian ini pun berbeda. Sang “kakak” yaitu Leopard 2A4 yang dikembangkan di tahun 1980-an berangkat dari konsep peperangan era itu yaitu perang terbuka melawan Blok Timur Uni Soviet di medan terbuka. Sementara Leopard Revolution sebagai generasi tahun 2000 dirancang untuk meladeni peperangan yang pada praktiknya justru paling banyak dijalani negara-negara Barat saat ini yaitu perang gerilya dan perang kota, seperti yang dihadapi pasukan NATO di Afghanistan dan belajar dari apa yang dialami pasukan AS dan Inggris di Irak.
Leopard 2A4 (military-today.com)
Pengembangan paling nyata Revolution adalah pada perangkat proteksinya, yang menggunakan lapisan komposit Advanced Modular Armor Protection (AMAP). Lapisan pelindung ini terdiri atas materi nanokeramik serta titanium dan baja alloy, yang diklaim memberikan kemampuan perlindungan yang jauh lebih baik. Karena sifatnya yang modular alias bisa dibongkar pasang, pengguna bisa memilih variasi kemampuan proteksi sesuai kebutuhan, seperti untuk menangkal granat berpeluncur roket (RPG) atau untuk peledak improvisasi (IED). Dengan sifat modularnya itu pula, seandainya lapisan proteksi itu rusak dihajar serangan musuh, perangkat itu bisa dibongkar untuk diganti baru. Dengan tambahan lapisan proteksi itu, ada konsekuensinya yaitu bobot tank yang bertambah hingga menjadi lebih kurang 60 ton, dibandingkan varian 2A4 yang sekitar 57 ton.
Sebagai senjata utama, Revolution menggunakan meriam yang sama dengan 2A4 yaitu meriam L44smoothbore kaliber 120 mm. Meriam ini bisa menggunakan semua varian peluru standar NATO, dan tanknya mampu membekal 42 butir peluru. 15 peluru dalam kondisi siap tembak tersimpan di kubah meriam, sementara sisanya tersimpan di bagian dalam bodi. Untuk tambahan daya gempur dan bela diri ringan, tank berawak 4 orang ini juga dilengkapi senapan mesin berat kaliber 12,7 mm yang dioperasikan dengan remote control sehingga awak tank tak perlu nongol keluar untuk mengoperasikannya. Sepucuk senapan mesin kaliber 7,62 juga terpasang sejajar dengan meriam.
Untuk menjawab keraguan bahwa meriam bermodel smoothbore alias bagian dalam larasnya licin itu akurasinya di bawah meriam rifled bore atau laras berulir, Rheinmetall memasang sistem kendali penembakan yang lebih modern, yang mampu menjamin ketepatan menembak pada kesempatan pertama. Dari segi mesin, Revolution tetap menggunakan tipe yang sama dengan 2A4 yaitu mesin disel turbocharge MTU MB837 Ka501 yang berkekuatan 1.500 tenaga kuda, yang membuatnya bisa ngebut hingga kecepatan 72 km per jam di jalan mulus.


 

Rudal balistik




Rudal balistik adalah Rudal yang terbang dalam ketinggian sub-orbit melalui jalur balistik. Rudal balistik pertama adalah roket V-2 yang dikembangkan oleh Nazi Jerman antara 1930-an dan 1940-an. Uji coba V-2 yang pertama sukses adalah pada 3 Oktober 1942 dan mulai dioperasikan pada 6 September 1944 melawan Paris diikuti dengan serangan terhadap London 2 hari kemudian. Sampai berakhirnya perang pada Mei 1945, lebih dari 3000 V-2 telah ditembakkan.

Rudal balistik dapat diluncurkan dari lokasi tetap atau kendaraan peluncur (TEL, kapal, pesawat dan kapal selam). Tahap peluncuran dapat berkisar dari sekian puluh detik sampai beberapa menit dan dapat terdiri atas tiga tingkat roket. Ketika berada di sub-orbit dan tidak ada lagi dorongan, rudal memasuki tahap terbang bebas. Untuk mencapai jangkauan yang jauh, rudal balistik umumnya diluncurkan sampai ke sub-orbit. Rudal balistik antar benua dapat mencapai ketinggian sekitar 1.200 km.

Dalam peluncuran rudal balistik,ada 3 fase utama:
1. Boost Phase
Fase dimana rudal meluncur dengan dorongan mesin roket, ketinggian tergantung jarak tempuh rudal, untuk ICBM, bisa mencapai 400 Km

2. Mid-course Phase
Fase dimana rudal berada di luar atmosfir bumi, pada fase ini, rudal melepaskan Reentry Vehicle (RV) yg dimiliki ke target2 yg sudah ditentukan

3. Re-entry Phase
Fase dimana RV memasuki atmosfir, rata2 dari ketinggian 100 Km. Kecepatan rata2 4 Km / s
Jenis rudal

Rudal balistik bervariasi menurut penggunaan dan jangkauannya dan umumnya dibagi kedalam kategori menurut jangkauan.
Peluru kendali balistik jarak pendek (short-range ballistic missile atau SRBM) memiliki jangkauan kurang dari 1.000 km. Rudal jenis ini memiliki hulu ledak konvensional. Contoh dari rudal jenis ini antara lain adalah: V-2, Scud dan SS-21 Scarab.
Peluru kendali balistik jarak menengah (medium-range ballistic missile atau MRBM) meiliki jangkauan antara 1.000 sampai 2.500 km.
Intermediate-range ballistic missile atau IRBM memiliki jangkauan antara 2.500 sampai 3.500 km.
Peluru kendali balistik sub-benua (sub-continental ballistic missile atau SCBM).
Peluru kendali balistik antar benua (intercontinental ballistic missile atau ICBM) memiliki jangkauan lebih besar dari 3.500 km yang terdiri dari:
Peluru kendali balistik antar benua jarak terbatas (limited range intercontinental ballistic missile atau LRICBM) memiliki jarak antara 3.500 sampai 8.000 km.
LRICBM juga dikenal sebagai Peluru kendali balistik jarak kauh (LRBM).
Full range intercontinental ballistic missile atau FRICBM memiliki jangkauan antara 8.000 sampai 12.000 km.
Peluru kendali balistik berbasis kapal selam (submarine-launched ballistic missile atau SLBM).

Misil balistik jarak menengah dan pendek sering disebut sebagai misil balistik taktis atau teatrikal. Misil balistik jarak jauh umumnya dirancang untuk membawa hulu ledak nuklir karena kapasitas muatnya sangat terbatas untuk peledak konvensional agar efisien. Menggunakan misil balistik dengan kemampuan jangkauan lebih jauh dari jarak target menjadi salah satu strategi untuk menyulitkan pertahanan. Contohnya, sebuah misil dengan jangkauan 3.000 km yang ditembakkan untuk target yang berjarak hanya 500 km dapat mencapai ketinggian yang lebih tinggi yaitu sekitar 1.200 km (secara kasar sama dengan ketinggian ICBM), dengan demikian misil tersebut akan menerjang target dengan kecepatan lebih dari 6 km/detik (Mach 17)

 

BAN ANTI KEMPES


Militer Amerika Serikat Gunakan Ban Tanpa Angin - Tweel--The-Airless-Tire_large2.jpg
 Pada sebuah acara pameran mobil di Philadelphia, Amerika Serikat, Militer negeri Paman Sam ini memamerkan teknologi ban terbaru yang dipakainya yakni ban anti kempes karena ban ini tidak menggunakan angin.
Seperti dikutip dari associatedcontent.com, ban tanpa angin ini diberi nama Airless Tire yang mampu menahan beban hingga 1.746 kilogram dan dapat digunakan sejauh 24.140 kilometer. Jarak tempuh dan daya tahan ban tersebut dinilai sudah memenuhi standar militer Amerika. Untuk kenyamanan penggunaan ban ini, tim riset militer AS menjamin bahwa ban ini akan berfungsi sama dengan ban biasa.
Ban berdiameter 94 centimeter ini nantinya akan digunakan diseluruh kendaraan perang Amerika seperti Hummer dan sebagainya. Sayangnya pihak militer AS enggan menyebutkan bahan apa yang digunakan pada ban tersebut. Militer AS juga enggan menyebutkan tujuan penggunaan ban anti paku tersebut, apakah nantinya akan dikembangkan untuk kepentingan komersial atau tidak.
 

KRI KUJANG 642


KRI Kujang 642 di indonesiaproud wordpress com
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro pada 16 Februari 2012  meresmikan Kapal Cepat Rudal (KCR) 40, KRI Kujang 642, yang merupakan hasil karya putera-puteri Indonesia di Dermaga Batu Ampar Kota Batam.
“Kapal ini akan digunakan untuk menjaga keamanan wilayah perairan Indonesia,” kata Purnomo di Batam.
KRI Kujang yang menelan biaya sekitar Rp75 miliar merupakan kapal cepat kedua yang diproduksi di PT Palindo Marine, Kawasan Industri Tanjungujang, Batam. Saat ini satu kapal lain sejenis juga tengah dikerjakan. Secara keseluruhan PT Palindo mendapatkan pesanan KCR-40 sebanyak 4 kapal.
KRI Kujang-642 didesain sebagai kapal pemukul reaksi cepat yang dalam pelaksanaan tugasnya mengutamakan unsur pendadakan, mengemban misi menyerang secara cepat, menghancurkan target sekali pukul, dan menghindar dari serangan lawan dalam waktu singkat pula.
Kapal berukuran panjang 43 meter, lebar 7,40 meter, tinggi 3,4 meter dan berat 250 ton ini serta sistem propulasi fixed propeller 5 daun, memiliki sistem pendorong andal yang mampu berlayar dan bermanuver dengan kecepatan 27 knot, serta memiliki daya tembak/hancur yang besar karena dilengkapi persenjataan peluru kendali atau rudal C-705.

KCR-40 terbuat dari baja khusus bernama high tensile steel pada bagian lambung. Baja high tensile steel merupakan produk dalam negeri yang diproduksi PT Krakatau Steel. Sementara untuk bagian atasanya menggunakan aluminium alloy sehingga memiliki stabilitas dan kecepatan yang tinggi jika berlayar.

Kelebihan lain kapal perang ini dilengkapi dengan sistem kontrol persenjataan canggih berupaSensor weapon control (Sewaco), yang mampu mengintregasikan meriam caliber 30 mm 6 laras sebagai Close in Weapon System (CIWS) atau sistem pertempuran jarak dekatdan meriam anjungan 2 unit caliber 20 mm.
“KRI Kujang jenis kapal rudal cepat merupakan kebanggaan karena dirancang dan dibangun anak bangsa,” kata dia.
Peluncuran KRI Kujang-642, kata dia, merupakan jawaban atas rasa tanggung jawab menjaga laut NKRI yang memiliki kekayaan sumber daya alam (SDA) yang tinggi. Apalagi banyak alur perairan NKRI menjadi alur perdagangan internasional.
Menurut Menhan RI, peristiwa ini harus dilihat sebagai salah satu langkah bagi kebangkitan industri dalam negeri guna menuju kemadirian, dan peristiwa ini juga menyimpan nilai penting, dimana KRI Kujang-642 merupakan kapal kedua dari jenis Kapal Cepat Rudal (KCR-40) yang merupakan hasil karya anak bangsa, sekaligus merupakan bagian dari pembangunan kekuatan TNI AL menuju kekuatan pokok yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan TNI AL dalam menjaga kedaulatan negara.
“Ini sebagai milestone menuju kemandirian industri pertahanan. Kapal-kapal cepat lain akan terus diproduksi untuk memeperkuat pertahanan NKRI,” kata Purnomo.
Ia mengatakan produksi alat utama sistem persenjataan (alutsista) tidak akan berhenti pada KRC. Pemerintah akan terus melengkapi persenjataan TNI dengan beberapa kapal lain. Selanjutnya, akan dibuat kapal perusak dan kapal selam. TNI AL membutuhkan kapal yang kuat hingga mampu hadir dan mengamankan perairan di laut jauh.
Menteri berharap, pembangunan kapal cepat oleh putra-putri bangsa akan mendorong bagi instansi lain di dalam negeri untuk mengembangkan industri penunjang secara mandiri.
Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengatakan KCR-40 akan beroperasi di Indonesia bagian barat, disesuaikan dengan kondisi geografis yang dikelilingi pulau-pulau dan selat.
Pada kesempatan yang sama Menhan RI  secara langsung melantik Mayor Laut (P) Lugi Santoso sebagai Komandan kapal KRI Kujang-642 sekaligus memberikan arahan kepada personel pengawak itu agar senantiasa memberikan pengabdian terbaik kepada bangsa dan negara,  serta selalu merawat dan memelihara kapal tersebut agar dapat beroperasi secara optimal dalam mengawal kedaulatan dan menegakkan hukum di laut.

(http://indonesiaproud.wordpress.com/2012/02/21/kri-kujang-642-kapal-cepat-rudal-karya-anak-bangsa/)
 

KRI KELEWANG


Banyuwangi, SUARA PEMBANGUNAN.
Inilah Kapal Perang Siluman TNI AL Karya Anak Bangsa - Pertahanan Samudera Indonesia kini bakal lebih berwibawa. TNI Angkatan Laut kemarin  (31/8) resmi meluncurkan kapal patroli rudal cepat siluman KRI Klewang bernomor lambung 625. Kapal berbahan serat karbon ini merupakan kapal tercanggih milik TNI AL.
Peluncuran dilakukan dari galangan kapal PT. Lundin Industry Invest di pantai Cacalan, Kelurahan Klatak, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi.
Dari Mabes TNI AL hadir Wakil Asisten Logistik KSAL Laksamana Pertama (Laksma) Sayyid Anwar. Dalam peluncuran kapal pesanan Kementerian Pertahanan RI itu juga dihadiri Dirjen Bea Cukai Kementerian Keuangan Agung Kuswandono. Bupati Abdullah Azwar Anas juga ikut menyaksikan peluncuran kapal yang diklaim sebagai kapal perang paling inovatif tersebut.
Kapal itu didorong menuju laut dengan bantalan beberapa gelender karet raksasa berisi angin. Proses menggelender kapal itu juga disaksikan ratusan warga yang memadati pantai Cacalan.  Pengadaan KRI Klewang menggunakan APBN 2009 yang dilaksanakan Dinas Pengadaan Mabes TNI AL dan di bangun PT. Lundin Industry Invest Banyuwangi.  Kontrak pengadaan dilakukan pada tahun 2009, sedangkan pekerjaan konstruksi kapal itu baru dilakukan mulai tahun 2010 lalu.
KRI Klewang 625 yang bernilai Rp. 114 miliar itu baru rampung sekitar 90 persen. Setelah berhasil diluncurkan di Pantai Cacalan, pekerjaan akhir akan dilakukan di dermaga Pangkalan TNI AL (Lanal) Banyuwangi. Saat diluncurkan kemarin, peralatan persenjataan modern kapal itu belum dipasang.
Laksma Sayyid Anwar mengungkapkan, KRI Klewang 625 itu merupakan kapal cepat rudal pertama yang dimiliki TNI AL. Kapal ini tergolong canggih karena tidak mudah dikenal dan tidak bisa dideteksi oleh radar lawan. "Karena itu disebut siluman atau stealth," katanya. Kapal ini, tidak mudah terdeteksi oleh radar karena tidak menggunakan bahan baja melainkan menggunakan bahan serat karbon. Tidak semua negara memiliki kapal jenis ini, hingga saat ini baru Amerika Serikat (AS) dan Indonesia yang memiliki kapal type trimaran ini. AS hanya memiliki empat unit kapal dan Indonesia baru memiliki satu unit saja.
"Kapal cepat rudal ini sudah memiliki pengakuan luar dan dalam negeri," ujar perwira tinggi TNI AL kelahiran Desa Cantuk, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi itu. Dia menambahkan, kapal ini akan dilengkapi dengan empat rudal jenis C.705 dengan jarak tempuh sekitar 120 kilometer. Kapal ini memiliki 27 anak buah kapal (ABK). "Kemungkinan besar KRI Klewang ini akan ditempatkan di Armatim," tambahnya. Setelah berhasil diluncurkan, KRI Klewang melakukan uji berlayar di Selat Bali. Setelah sukses melakukan uji coba, kapal sandar di Dermaga Lanal di Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi.
Bentuk lambung KRI Klewang yang radikal memungkinkan kapal ini dapat menembus gelombang sehingga dapat meningkatkan stabilitas. Kapal ini dibangun dengan menggunakan material komposit serat karbon yang memanfaatkan vacuum infusion process dan resin vinylester. "Metode ini menghasilkan sebuah struktur yang lebih kuat, tetapi juga memiliki biaya operasional dan pemeliharaan yang efisen," jelas Andi Luqman Contract Manager PT. Lundin Banyuwangi.
Arti trimaran sendiri adalah kapal multihull atau berlambung lebih dari satu. Yaitu terdiri dari lambung utama yang disebut VAKA dan dua lambung kecil atau cadik yang menempel di kanan dan kiri lambung utama yang disebut AMAS. Asal kapal trimaran berasal dari kepulauan Pasifik. Jadi memang desain kapal perang Trimaran diambil dari perahu bercadik yang banyak dijumpai di kepulauan Pasifik.
Selama ini kapal perang konvensional selalu berlambung tunggal atau monohull yang sulit bila harus berlayar di perairan dangkal dan mudah tenggelam. Namun tidak dengan desain multihull seperti trimaran.
Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul optimistis KRI Klewang akan menjadi ujung tombak pertahanan laut Indonesia.

 

MAKARA-02

MAKARA-02


Saat ini TNI Angkatan Laut Indonesia (AL), bekerjasama dengan mahasiswa teknik perkapalan Universitas Indonesia (UI), sedang menjalani kerjasama dan pengembangan sebuah proyek bernama Sea Ghost Project. 

Proyek ini tergolong istimewa lantaran merupakan proyek kapal perang tanpa awak. Konsep road mapnya adalah Cyber Warfare untuk pertahanan Indonesia. Kegunaannya adalah untuk melakukan pengintaian dan penyerangan terhadap para kapal penyusup. Cara pengendalian kapal ini sendiri akan menggunakan sistem teknologi komunikasi satelit dan sensor kamera. 


Saat ini Sea Ghost Project telah dibuat prototype dan diberi nama Makara-02. Kapal ini memiliki dimensi 4,94 kaki x 0,73 kaki. Prototype ini juga telah dipamerkan di stan Mabes TNI pada acara Indo Defence 2012, November lalu.

Meski belum diujicobakan sebagai kapal perang sungguhan, prototype Makara-02 sudah sering mengikuti lomba di Amerika. Tujuannya yakni untuk memperbaiki segala kekurangan yang masih dimiliki.

Para mahasiswa yang terlibat adalah, M Hary Mukti dan Aditya Meisar dari teknik perkapalan. Mereka juga dibantu Ricky (Teknik Mesin), Novika Ginanto (Teknik Elektro), Irvan JP Elliika (Teknik Elektro), serta mahasiswa Ilmu Komputer yakni M Anwar dan Ma'sum.


(http://abarky.blogspot.com/2012/12/makara-02-kapal-pengintai-buatan-tni-al.html)

 

Kapal Selam


Virginia Class

AS masih terus memproduksi mesin perangnya walaupun perlombaan senjata bisa mengancam perdamaian dunia. Pembangunan kapal selam nuklir terbaru jenis Virginia (Virginia-class atau V-Class) telah disetujui oleh Komite Pengadaan Anggaran Pertahanan Kongres AS (HDAC), konon kapal ini diklaim tercanggih di dunia. Hal ini disebabkan ini untuk kali pertama dalam 100 tahun, kapal ini menerapkan teknologi sonar sebagai pengganti periskop.

Spesifikasi kapal selam V-Class merupakan pengembangan kapal jenis Trident dan Seawolf yang memaksimalkan teknologi sonar yang dibangun di galangan General Dynamics Electric Boat Division (GDEBD) Washington, ini dilaporkan oleh harian Courant-Times. Of course, kapal nuklir ini ditujukan mendukung militer AS dalam penerapan teknologi rudal balistik.

Teknologi kapal V-Class menjadi terobosan pertama sejak AS membuat kapal selam berperiskop 100 tahun silam. Dengan teknologi sonarnya, V-Class bisa memindai dan memetakan dasar laut, daratan dan obyek dalam radius puluhan kilometer. V-Class akan membawa 150 rudal Tomahawk dan rudal balistik yang menjangkau sasaran di daratan.

Sejak AS membuat kapal selam berperiskop 100 tahun silam, teknologi kapal V-Class menjadi terobosan pertama. V-Class bisa memindai dan memetakan dasar laut, daratan dan obyek dalam radius puluhan kilometer dengan teknologi sonarnya. Untuk menjangkau sasaran di daratan, V-Class akan membawa 150 rudal Tomahawk dan rudal balistik.

Hidungnya yang berbentuk kubah dan membuatnya mampu memecah gelombang sonar kapal musuh sehingga keberadaannya sulit dideteksi adalah keunikan dari V-Class. Karena menggunakan teknologi ini maka V-Class dijuluki “kapal siluman”. V-Class juga dilengkapi kapal selam mini (mini submarine) serta ruang kedap udara untuk keluar masuk awak kapal. Hal ini untuk misi intelejen.

Untuk lebih jelasnya, mari kita sedikit membedah tentang isi perut dalam kapal selam militer yg digadang - gadang sebagai kapal selam militer tercanggih saat ini :
BAGIAN DEPAN

Ruang Istirahat 

Punya fasilitas permanen berupa tempat tidur bertingkat bagi 119 orang. Bila Virginia melakukan tugas khusus maka sebanyak 41 tempat tidur tambahan bisa dibuat pada ruang terpedo. 

Bagasi 

Punya nama lain Lockout Trunk, Virginia bakal menjadi kapal selam pertama yang dilengkapi dengan bagasi built in. Bukan untuk menampung barang bawaan, bagian ini dipakai untuk jalan keluar masuk pasukan khusus (Navy Seal) ke kapal selam. Sebanyak 9 orang pasukan bisa ditampung sekaligus pada ruang bertekanan ini. 

Komando Pengendali 

Pemakaian teknologi fiber optik membuat desain ruang komando pengendali pada Virginia melenceng dari pakem sebelumnya. Sekarang ruang tersebut bisa ditempatkan pada dek tingkat kedua. Alasannya, kapal selam ini tak lagi memakai periskop konvensional. Revolusi lain yang diaplikasikan adalah soal tata ruang lega, dipenuhi dengan tampilan informasi berlayar lebar kini jadi karakternya. Semua dilakukan untuk memperlancar keputusan yang bakal diambil sang komandan. 

Masts

Mungkin lebih gamblang disebut sebagai antena pada kapal selam. Disini spesiesnya beragam tapi yang jelas semua berhubungan dengan perangkat elektronik. Tipe-tipe yang diusung Virginia adalah :
  • ESM - Kepanjangan dari Elektronic Support Measures kalau di simak akan terdiri dari antena GPS dan penerima gelombang radar yang dipancarkan oleh pesawat, kapal permukaan, dan kapal selam
  • Penerima Data - Antena Transmisi data berkemampuan tinggi 
  • Antena Multifungsi - Penerima gelombang radio dan antena transmisi 
  • Antena Pengatur Misi - Antena ini terhubung dengan pusat untuk melakukan aksi penugasan misi dalam kapal selam
  • Antena Photonics - Terdapat kamera pengintai. Perangkat ini menggantikan periskop konvensional 

Ruangan Terpedo 

Ruang terpedo, rudal, maupun ranjau dilontarkan dari empat tabung pengoprasiannya, dilakukan dengan bantuan pompa turbin udara (ATP-Air Turbine Pump) pompa ini memaksa air untuk masuk ke dalam tabung pelontar sesaat sebelum peluncuran. Begitu ada perintah penembakan maka senjata tadi akan melesat meninggalkan kapal selam setelah melalui pintu putar. 

Penyerang Darat 

Selain tabung terpedo, Virginia juga dilengkapi dengan selusin sistem pelontar vertikal (VLS-Vertikal Launcing System). Dengan tabung pelontar beraliran VLS maka kapal selam ini juga punya kemampuan serang darat. 

Lambung 

Metal berkualitas nomor satu merupakan bahan dasar lambung Virginia. Tak dijelaskan tipikal metal yang dipakai. Namun yang jelas bahan tadi mesti bisa menahan tekanan hingga kedalaman laut 800 kaki. Selain metal juga ditempeli dengan lapisan semacam karet. 

Kubah Hidung

Kubah pada bagian hidung Virginia terbuat dari bahan komposit. Dengan demikian maka gelombang suara bisa menerobos hingga bola sonar

Bola Sonar

Piranti Hydrophone diletakkan pada bola sonar. Punya sisitem kerja pasif, alat ini bisa mendeteksi gelombang suara yang dihasilkan oleh suatu benda dari jarak bermil-mil. 

Sonar 

Kalau makhluk hidup mempunyai indera keenam, maka ia pantas menyendang predikat luar biasa. Nah, bila disimak, Virginia punya indera pengendus sebanyak tujuh buah indera pengendus, indera pengendus yang biasa disebut sonar ini tersebar di sekujur tubuhnya mulai dari bagian dagu, menara, bagian bawah hingga buntut kapal. Dari sekian banyak perangkat, sonar dibagian dagu yang terhitung jadi barang baru. Dengan alat tadi maka awak Virginia bisa tahu karakter dasar samudera hingga posisi ranjau laut dengan akurat
BAGIAN TENGAH
ASDS
Virginia juga dilengkapi dengan wahana bawah air ASDS (Advenced SEAL Delivery System), wahana ini berfungsi untuk menghantarkan pasukan khusus dalam operasi penyusupan pantai.

Ruang Mesin 

Terletak berdekatan dengan tangki. Disinilah sebenarnya kelangsungan hidup kapal bergantung, mulai dari sistem propulsi, pembangkitan listrik, sistem hydrolik, kompresor udara, sistem destilasi air laut, hingga pengondisian udara, semuanya jadi satu di ruang mesin. 

Ruang Kemudi

Dari namanya saja sudah bisa ditebak tugas yang harus dilakukan awak di ruang ini. Benar, mereka bertugas untuk mengontrol kinerja turbin propulsi. Selain itu masih ada lagi, kinerja generator listrik serta reaktor nuklir adalah tanggung jawab lain dari petugas di ruang kendali. 

Kompertemen Reaktor 

Sumber pakan bagi propulsi kapal selam terletak pada kompartemen reaktor. Walau tak disebutkan tipe reaktor yang diadopsi, namun dipercaya Virginia mencomot reaktor nuklir paling canggih saat ini. 
BAGIAN BELAKANG

Tabung Baling-baling (Propulsor Duct)

Ini merupakan salah satu karakter khas Virginia yang paling gampang dikenali dari luar. Mereka menyebutnya dengan nama Propulsor Duct. Bila diartikan kurang lebih sama dengan tabung pelindung baling-baling propulsi kapal selam .

Tanki Ballast/Trim

Tangki yang terletak di bagian depan dan belakang kapal berfungsi untuk menampung air ketika kapal akan menyelam. Sebaliknya aga

Itulah tadi sedikit gambaran tentang isi perut dari Virginia Class yg merupakan kapal selam militer tercanggih saat ini dan merupakan musuh krusial bagi Typhon yg merupakan kapal selam militer utama AL Rusia. Walaupun AS telah mengeluarkan dana yg tidak sedikit untuk pengembangan kapal selam ini, tapi setidaknya kapal selam ini akan menjadi rujukan untuk pengembangan teknologi dimasa depan karena diusungnya teknologi - teknologi canggih pada kapal selam militer ini.r bisa kembali ke permukaan maka kedua tangki tadi mesti di kosongkan. Selain itu ada pula tangki yang bernama trims tanks, bagian tadi berguna untuk mengatur keseimbangan serta bobot saat menyelam

 

KAPAL INDUK


kapal induk
Kapal induk (bahasa Inggriscarrier vessel, CV) adalah sebutan untuk kapal perang yang memuat pesawat tempur dalam jumlah besar. Tugasnya adalah memindahkan kekuatan udara ke dalam armada angkatan laut sebagai pendukung operasi-operasi angkatan laut. Selain itu juga digunakan sebagai pusat komando operasi dan sebagai kekuatan detterence atau memberikan efek gentar pada lawan. Sebagai kapal yang membawa pesawat, kapal induk memiliki fleksibilitas tempur yang lebih tinggi dibanding jenis kapal perang lainnya. Selain kegunaan tempur, kapal induk juga memiliki fungsi-fungsi lain seperti pengintaian, superioritas udara, atau memberikan bantuan. Saat Tsunami Aceh tahun 2004, Angkatan Laut Amerika Serikat menurunkan 1 kapal induknya dalam memberikan bantuan kemanusiaan kepada para korban, mencari orang-orang hilang, dan mengangkut jenazah-jenazah korban.(http://id.wikipedia.org/wiki/Kapal_induk)

sejarah kapal induk


Kapal induk pertama kali digunakan oleh Angkatan Laut Inggris, namun sampai menjelang perang dunia kedua negara-negara barat termasuk Amerika Serikat masih enggan menggunakannya sebagai kekuatan Angkatan laut utama. Konsep konvensional armada angkatan laut saat itu didominasi oleh Kapal jelajah berat, Kapal jelajah, Kapal perusak (destroyer) dengan ukuran meriam yang cukup besar hal ini memang disebabkan bahwa kapal induk dipandang cukup rentan dan riskan bila digunakan dalam operasi maritim.

Adalah Angkatan Laut Jepang (Kaigun) yang menggunakan kapal Induk secara efektif pada awal perang dunia II. Akibat perjanjian maritim antara Inggris Amerika dan Jepang serta Perancis dan Jerman disepakati rasio tonase 5:5:3:1,5:1,5 untuk USA, Inggris, Jepang, Perancis dan Jerman membuat Jepang mengakalinya dengan membuat kapal induk ukuran sedang tetapi dilengkapi kekuatan udara yang mematikan sekalipun menuai kemarahan dari pihak militer sendiri. Bukti dari rekayasa Jepang adalah serangan atas Pearl Harbour 9 Desember 1941 yang menyadarkan Barat akan fungsi kapal induk yang dapat melakukan serangan mematikan atas instalasi sasaran lawan. Saat mulainya Perang Pasifik, Jepang memiliki 6 kapal induk yaitu Akagi, Kaga, Soryu, Hiryu, Shokaku, dan Zuikaku, dan 2 kapal induk ringan yaitu Hosho dan Ryujo. Jepang kehilangan 4 kapal induknya pada Pertempuran Midway, yaitu Akagi, Kaga, Soryu, dan Hiryu. Sejak saat itu, ofensif-ofensif Jepang menggunakan kapal induk sudah dihentikan dan menjadi tidak berarti lagi.

Kapal Induk Nuklir

Kapal Induk ini menggunakan mesin bertenaga nuklir yang diperoleh dari reaktor nuklir yang berada pada kapal tersebut yang dihubungkan dengan turbin uap. Tenaga uap yang dihasilkan kapal Induk tersebut selain sebagai penggerak kapal juga digunakan sebagai sumber tenaga listrik serta tenaga uapnya digunakan sebagai pengatur tekanan pada catapult kapal induk untuk meluncurkan pesawat. Untuk Armada Amerika serikat kapal ini diberi kode CVN contoh kapal induk nuklir adalah USS Ronald ReaganUSS Kitty HawkUSS Enterprise.

Kapal Induk Konvensional

Kapal induk ini menggunakan mesin bertenaga diesel contohnya adalah 25 de Mayo (Argentina), Giuseppe Garibaldi (Italia), RTN Chakkri Narruebet(Thailand). Untuk Armada Amerika Serikat biasanya digunakan kode CV dan pada saat ini jarang digunakan.

Teknis Peluncuran Pesawat


Kapal Induk Konvensional (CTOL/Conventional Take Off Landing)
Kapal induk jenis ini biasanya berukuran besar karena geladaknya digunakan sebagai tempat pendaratan dan peluncuran pesawat secara convensional (biasa). Dilengkapi dengan catapult untuk meluncurkan pesawat dan kabel arrester (penahan) untuk membantu pendaratan pesawat, karena panjang geladak kapal induk lebih pendek daripada panjang landasan di pangkalan. Selain tempat parkir pesawat selain ruangan yang berada pada lambung kapal. Kapal Kapal Induk yang digunakan US Navy rata rata adalah kapal induk jenis ini. Contoh : USS Ronald Reagan, USS John F Kennedy. Kiev(Rusia), 25 de Mayo (Argentina), Foch dan Charles de Gaulle (Perancis)

Kapal Induk STOVL (Short Take Off Vertikal Landing)


Kapal induk ini biasanya berukuran sedang/ringan, memiliki Sky Jump yang digunakan untuk meluncurkan pesawat dan pendaratan pesawat dilakukan secara vertikal. Oleh karena itu pesawat pesawat yang digunakan adalah pesawat pesawat tempur jenis khusus semacam AV-8 Harrier (USA) , Harrier II Plus (Inggris), Yak 38 Forger, Yak 141 Freehand (Rusia) ataupun Helikopter. Pada pesawat tempur Rusia biasanya dilengkapi laser untuk memudahkan pendaratan. Hampir kebanyakan negara menggunakan kapal Induk Jenis ini karena memerlukan biaya perawatan dan operasional yang lebih rendah daripada kapal induk jenis CTOL. Contoh dari Kapal Induk Jenis ini adalah: HMS Invincible, HMS Ark Royal (Inggris), Giuseppe Garibaldi (Italia), Prince de Asturias (Spanyol), Viraat, Vikrant (India), Novorossysk (Rusia), Chakri Narruebet (Thailand), USS Tarrawa (USMC.)
pesawat take off di kapal induk



 

ROKET RX-420


ROKET RX-420
Pada tanggal 2 Juli 2009, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional atau LAPAN sukses meluncurkan Roket RX-420. Roket RX-420 adalah Rocket eXperiment berdiameter 420 milimeter (0.42 meter) yang dibuat dan didesain oleh putra-putri terbaik bangsa di LAPAN. Proyek roket ini merupakan bagian dari proyek besar LAPAN membawa satelit ke orbit yang biasa disebut sebagai Roket Pengorbit Satelit (RPS). Rencananya LAPAN akan mengorbitkan satelit kelas nano yakni satelit bermassa 5 kg.
Untuk digunakan sebagai peluncur satelit, LAPAN mengembangkan RPS 4 tingkat. RPS 4 tingkat ini terdiri dari dari 6 unit roket yakni 5 roket RX-420 sebagai roket pendorong dan satu roket utama RX-320. Hingga saat ini, LAPAN sudah berhasil membuat sekurang-kurangnya 16 unit roket yakni 1 unit RX-250, 3 unit RX-150, 3 unit RX-100, 3 unit RX-70, 4 unit RX-70 FFAR, 1 unit RX-320 serta terakhir adalah RX-420.
Sebelum Juli 2009, 19 Mei 2009, LAPAN telah sukses meluncurkan roket RX-320 di kawasan Pameungpeuk, Garut- Jawa Barat. Selain bekerja sama dengan sejumlah lembaga dan departemen lokal seperti LIPI, PT DI, PT Pindad, Dephan-TNI dan BPPT, LAPAN juga bekerja sama Technical University of Berlin (TUBerlin). Kerjasama dengan Tuberlin telah menghasilkan satelit pengamatan bumi yang diberi nama Lapan-TUBSat. Satelit tersebut merupakan satelit jenis mikro yakni satelit dengan bobot 50 kg. Satelit mikro tersebut telah diorbitkan pada tahun 2007. Untuk kepentingan Indonesia, LAPAN akan membuat satelit ekuatorial yang akan memiliki waktu orbit di atas wilayah Indonesia lebih lama yaitu tiga jam pada siang hari dengan tiga stasiun bumi.

 

RUDAL TOMAHAWK




Rudal Tomahawk



Tomahawk Land Attack Missile (TLAM) atau Peluru Kendali Serang Darat Tomahawk adalah peluru kendali yang mampu menjangkau hingga jarak 2500 Km, mampu beroperasi di segala cuaca, mempunyai kecepatan subsonik (880 Km/jam) dan mampu di luncurkan dari kapal selam, di kedalaman laut. 

Tomahawk adalah sebuah rudal (peluru kendali) jelajah atau dalam istilah internasional dikenal sebagai Cruise missile buatan Amerika Serikat  yang dipakai oleh angkatan laut AS, (US Navy) 

Dengan panjang 5,56 - 6,25 meter, Tomahawk berbobot antara 1.192,5 kg sampai 1.440 kg. Rudal itu sanggup mengangkut beban untuk hulu ledak konvensional sampai 500 kg.



Mulai di perkenalkan tahun 1970an oleh perusahaan General Dynamics. Awalnya rudal ini dibuat untuk dapat diluncurkan dari kapal selam. Tapi, seiring berkembangnya teknologi, rudal Tomahawk pun turut mendapat polesan sana sini terutama dari sisi teknologi navigasi dan mesin, untuk mampu mengikuti perkembangan jaman. Saat ini Rudal Tomahawk diproduksi oleh pabrik Raytheon dan sebagian lagi di produksi oleh McDonnell Douglas.

Sekarang Tomahawk tidak hanya bisa diluncurkan dari kapal selam , tetapi bisa juga diluncurkan dari moda lain seperti kapal laut, peluncur darat bahkan dari pesawat terbang.

Untuk urusan hulu ledak, rudal ini bisa dipasangi bermacam2 hulu ledak, baik konvensional, TNT maupun nuklir. berat dan ukuran hulu ledak pun bervariasi, tergantung tipe rudal dan kebutuhannya. Tiap-tiap rudal ini mempunyai berat 1.440 kg.

Ada beberapa varian dari Rudal Tomahawk ini, diantaranya adalah ; rudal tomahawk serang darat TLAM-C, rudal tomahawk yang mampu melepaskan bom atau bomblet-dispensing land attack TLAM-D, Rudal tomahawk dengan hulu ledak nuklir ataunuclear land attack TLAM-A dan TLAM-N (tidak dikembangkan), dan Rudal Tomahawk anti kapal permukaan atau Anti-Ship Missile (TASM).

Semua jenis rudal tomahawk menggunakan pemandu : Global Positioning System (GPS), terrain contour matching (TERCOM), agar dapat terbang rendah menyusuri kontur bumi, oleh karenanya tidak jarang rudal ini terbang hanya di ketinggian beberapa puluh meter saja. Deteksi sinar infra merah juga hampir mustahil, karena mesin turbofan hanya memancarkan sedikit sekali panas. Rudal Tomahawk juga dilengkapi sistem Korelasi Pencocokan Area Digital, kontrol Time of Arrival (waktu tempuh), dan mesin turbo.

Rudal itu dapat digunakan untuk menggempur berbagai sasaran tidak bergerak, seperti pusat-pusat komunikasi dan pertahanan udara, termasuk sasaran yang sangat sulit sekalipun. Untuk menggempur sasaran di darat, Tomahawk dituntun oleh radar jarak jauh Tercom dengan kemampuan mengenali kontur daratan. Radar tersebut memakai data peta-peta untuk menentukan posisi rudal tersebut. Jika diperlukan, arah dan posisi rudal bisa dibetulkan agar tepat sasaran.

Akurasi Tinggi

Tomahawk sanggup melakukan operasi serangan tanpa awak jarak jauh, dengan kemampuan tinggi. Ketepatannya bisa dibilang luar biasa, karena sanggup mengenali titik sasaran sangat kecil sekalipun.
Rudal tersebut dapat membawa hulu ledak nuklir atau hulu ledak konvensional. Kapabilitas serbuan AL AS sangat bertumpu pada sistem rudal Tomahawk, karena senjata itu terbukti ampuh untuk misi-misi kontijensi. 

Gempuran Tomahawk diharapkan dapat menghalangi atau menunda gerakan militer lawan, meniadakan kemampuan operasi udara pihak lawan, serta menekan sistem pertahanan udara.

Selain itu, rudal tersebut digunakan untuk menghantam sasaran bernilai tinggi, seperti fasilitas pembangkit listrik, simpul-simpul kontrol dan komando, serta fasilitas penyimpanan dan perakitan senjata.
Jangkauan jelajah rudal tersebut mencapai 1.120 km dengan kecepatan 880 km per jam. Kecepatan tinggi dan jarak tempuh sejauh itu tidak mengurangi akurasinya dalam mencapai sasaran.

Hingga saat ini hanya 3 (tiga) negara yang telah memiliki rudal tomahawk yaitu : Amerika Serikat yang diopersikan oleh US Navy, Inggris yang dioperasikan oleh Royal Navy dan yang terakhir adalah Spanyol.

Angkatan laut Amerika telah menggunakan rudal ini dalam berbagai peperangan “nyata”, wajar kalau rudal ini mendapat gelar battle proven, pengalamannya sudah cukup banyak, dari mulai perang teluk di awal 90-an hingga perang Irak di medio 2000-an. dengan peralatan navigasi yang canggih, akurasi rudal ini tidak perlu diragukan, makanya AL AS tetap setia memakainya walaupun harga per unitnya tidak murah, sekitar 1-1.5 juta Dollar AS.

Rudal Tomahawk Berhulu Ledak Nuklir, Pensiun 

Dengan meredanya kondisi “Perang Dingin”, pemerintah Amerika berencana akan mepensiunkan peluru kendali berhulu ledak nuklir, Tomahawk, dalam bebrapa tahun ke depan. Penghentian produksi dan penggunaan rudal Tomahawk ini merupakan bagian dari komitmen pertahanan untuk mengurangi senjata nuklir seperti yang diumumkan oleh Presiden Barack Obama. Komitmen ini sebelumnya juga didukung oleh pemerintah Jepang dan Korea Selatan.